Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Januari 2nd, 2010

Larangan Cenderung Kepada Kedzoliman

(Ringkasan Khutbah Jumat Yang Berteptan Dengan 1 Januari 2010 di Masjid Hidayatullah Gendingan ).

 (وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (هود 113)

Dan janganlah kalian condong kepada orang orang yang dzolim yang menyebabkan kalian akan dilalap api neraka dan tiada bagi kalian dari selain Allah pelindung dan kalian tidak mendapat pertolongan ( Hud 113).

Terompet, pesta kembang api dan berbagai bentuk hiburan lainnya telah menjadi hal yang sangat lumrah setiap kali masuk tahun baru dalam kalender masehi tak terkecuali di tahun baru 2010 M tahun ini.

Tidak sedikitpun tergambar bagi orang orang yang sedang berpesta menyambut tahun baru tentang suatu kondisi yang memprihatinkan dari bangsa ini. Sebuah kondisi dimana pihak asing (ideology dan imperialismenya) mempunyai andil yang sangat besar dalam menciptakannya. Angka pengangguran dan kemiskinan yang terus meningkat, pendidikan tinggi yang semakin tidak terjangkau, berbagai macam skandal peradilan, munculnya aliran sesat dan lain sebagainya adalah akibat dari system kapitalisme sekulerisme yang dipaksakan ke tengah-tengah kita.

Bagaimana mungkin kemudian bangsa ini berpesta pada saat kondisi sosial, ekonomi, politik hancur-hancuran?.. Belum lagi tersebarnya kemaksiatan dari pesta pora ini. Pesta-pesta semacam ini biasanya diikuti dengan minum-minuman keras, main wanita, pertengkaran dan tindakan kriminalistas. Mestinya bangsa ini melakukan muhasabah dan berpikir mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang melilitnya bukan malah berpesta pora.

Larangan condong kepada orang-orang dzolim adalah dengan melakukan amal yang membuat mereka ridho dan senang. Azzamakhsyari menyatakan bahwa meski hanya sedikit ada kecenderungan pun dilarang. Abul Aliyah memahami larangan tersebut adalah sebagai larangan merestui amal-amal orang yang dzolim atau bersifat lemah sehingga enggan mengingkari kekufuran. Meninggalkan larangan Allah (termasuk larangan condong kepada orang-orang yang dzolim) bukanlah hal yang berat, meninggalkan sesuatu larangan tidaklah seberat melakukan kewajiban. Yang dibutuhkan untuk meninggalkan suatu larangan adalah niat dan komitmen.

Nabi SAW sangat menginginkan agar ummatnya mempunyai sbighoh tersendiri yang berbeda dengan ummat yang lain. Hal ini tercermin ketika Nabi memerintahkan para sahabatnya agar menselisihi perbuatan orang-orang Yahudi.  Dan banyak sekali  riwayat dimana Nabi melarang kepada kita untuk menyerupai ummat yang lain dan memberi peringatan keras akan hal tersebut sebagaimana sebuat riwayat Muslim : Sungguh kalian akan mengikuti sunnah orang-orang sebelum kalian,  satu jengkal demi satu jengkal, satu hasta demi satu hasta bahkan ketika mereka masuk lubang biawakpun kalian mengikutinya.

Benarlah apa yang diungkap Ibnu Kholdun bahwa bangsa yang dijajah selalu bersemangat mengikuti bangsa yang menjajah. Wallahu A’lam.

Read Full Post »